Bisnis Forex Trading untuk Investasi dari Rumah

WARTAEVENT.COM, Kab. Tuban – Teknologi saat ini harusnya dimanfaatkan untuk hal-hal produktif, misalnya berinvestasi. DT Yunanto, Co-Founder AutoSultan Komunitas AutoTrading Forex mengatakan di masa PPKM omset investasi online meningkat. Tren ini tentunya berdampak positif bagi masyarakat.

“Dengan adanya pandemi, masalah keuangan terjadi di seluurh dunia. Proses bisnis ekonomi melambat dan banyak yang hancur,” ujarnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (2/eight/2021).

Masalah keuangan berdampak pada beragam aspek kehidupan, di antaranya karier, hubungan, keluarga, religious, kesehatan, dan pengetahuan. DT Yunanto mengatakan, salah satu solusi dari masalah keuangan adalah bisnis. Akan tetapi, bisnis itu sendiri memiliki masalah. Dalam bisnis, masalah terjadi jika tidak memiliki cukup modal, tidak punya pengalama, tidak memiliki pengetahuan yang cukup, tidak paham tentang manajemen dan advertising, serta tidak mampu bersaing dengan kompetitor.

Bagi DT Yunanto, bisnis merupakan hal yang simpel karena hanya membutuhkan handphone, menguntungkan, otomatis dengan memanfaatkan teknologi virtual, dan nyaman karena keuangan diatur sendiri.

Salah satu jenis bisnis on line adalah buying and selling. Trading merupakan pertukaran barang dan jasa dari satu pihak ke pihak lain, barang dan jasa yang dimaksud ialah instrumen investasi. Dalam trading, instrumen investasi meliputi saham, komoditi, emas, cryptocurrency, dan forex. Instrumen investasi buying and selling foreign exchange sendiri merupakan jual beli mata uamg dengan adanya perbedaan kurs mata uang dan fluktuasinya.

“Intinya kita membeli mata uang seharga Rp 14 ribu di hari Senin. Kemudian di hari Selasa kita jual dengan harga Rp 15 ribu. Maka kita mendapat keuntungan sebesar seribu rupiah. Sesederhana itu, kita juga tidak perlu ke financial institution atau money changer saat melakukan trading foreign exchange secara on line,” jelasnya.

Fakta yang dipaparkan oleh DT Yunanto, trading forex ini menguasai 30% volume trading dari 6,6 trilliun dollar AS. Ia menyampaikan, peluangnya sangat luar biasa. Akan tetapi, tidak semua dari kita memiliki pengalaman dalam pasar trading. Dalam artian, tidak semua dari kita memiliki kemampuan dan teknik analisa pasar trading, serta indikator mengenai access dan near dalam pasar buying and selling.

Lanjutnya, masalah dalam buying and selling forex lain ada waktu yang sempit, memiliki psikologi buying and selling yang lemah, dan ekspektasi akan buying and selling yang tidak realistis. Bahkan, buruknya dalam mengatur risiko dan manajemen uang dalam trading forex.

Ia menyampaikan, saat ini permasalahan terkait buying and selling forex dapat diatasi dengan software program Smart-x BOT. Penggunaan software program Smart-x BOT juga sebagai upaya pemanfaatan teknologi yang ada. Robot trading ini bekerja secara mandiri dalam menganalisa peluang investasi dan bekerja selama 24 jam setiap harinya.

Keahlian robot ini meliputi kemampuan mengelola keuangan 10% dan menjadikan 90% lainnya sebagai ketahanan modal. Dengan goal profit wajar yaitu 1% perhari. Kemudian, membatasi kerugian sebanyak 5% dalam satu hari agar tidak mengalami kerugian yang besar.

Smart-X Bot sendiri dapat meminimalisir risiko trading foreign exchange. Alasannya karena, software program ini menciptakan earnings atau keuntungan yang konsisten, digunakan secara otomatis, modalnya dikelola oleh akun pribadi dan bisa ditarik kapanpun, serta dinamis dan adaptif meskipun berada di masa pandemi.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (2/eight/2021) juga menghadirkan pembicara Eni Mahzumah (Guru SMK Negeri 1 Tambakloyo), Agus Umar Faruq (Praktisi Investasi Online dan Trader the Forex market), Mohammad Rofiuddin (Direktur CV. Toserba Pesantren, Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI Dalwa Pasuruan), dan Sukma Ningrum sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara digital berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi virtual pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi virtual pada 2024. Berlandaskan four pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap virtual.